Jumat, 22 Januari 2016

Ini Dia Istilah Salah Kaprah Dalam Bahasa Indonesia!

Ini Dia Istilah Salah Kaprah Dalam Bahasa Indonesia!
Pernahkah anda menyadari bahwa ada banyak istilah dan perkataan yang salah kaprah dalam Bahasa Indonesia tapi anda tetap menggunakannya. Ada banyak sekali istilah yang seperti itu. Ambil contoh kata absen. Banyak yang tidak memahami apa sebenarnya arti dari absen. Yang dipahami selama ini, absen adalah kehadiran. Padahal tidak demikian.

Jika hendak mencari dan menghitung berapa banyak istilah yang salah kaprah dalam Bahasa Indonesia, sebenarnya ada banyak sekali. Tapi, kami akan menyajikannya beberapa saja di bawah ini. Silakan langsung saja simak istilah-istilah yang salah arti tapi sudah memasyarakat yang sudah kami kumpulkan dari banyak sumber.

Rubah vs. Ubah

Banyak orang menggunakan kata ‘rubah’ untuk merujuk pada kata ‘ubah’. Misalnya, “Itu konfigurasinya harus dirubah."

Nah, kata yang benar adalah ‘diubah’ bukan ‘dirubah’. Bukan ‘merubah’ tapi ‘mengubah’. Adapun dalam KBBI terdapat kata ‘perubahan’ itu sudah benar karena “per-” merupakan prefiks dari kata dasar ‘ubah’.

Absen

Kita sering mengartikan kata ‘absen’ sebagai ‘hadir’. Teman anda yang hendak membolos sekolah tapi tetap ingin dianggap hadir suatu ketika bilang pada anda,
“Titip absen dong.”
Padahal kata ‘absen’ menurut KBBI artinya adalah tidak hadir. Jadi salah kaprah jika anda menggunakan kata ‘absen’ untuk mengindikasikan kehadiran anda.

Acuh

Dalam KBBI, ‘acuh’ bermakna peduli. Tapi kita sering salah menafsirkannya sebagai rasa ketidakpedulian. Ada sebuah frase, “Acuh tak acuh”, itu artinya adalah “peduli nggak peduli”.

Seronok

Orang-orang sering mengartikan kata ‘seronok’ sebagai sesuatu yang tidak patut untuk dilihat. Padahal sebenarnya tidak demikian. Jika anda membuka KBBI, anda akan menemukan arti dari seronok adalah enak dilihat. Berarti jika ada seseorang yang mengatakan tidak boleh menggunakan pakaian seronok, itu artinya dia menyuruh agar mengenakan pakaian yang tidak enak dilihat.
Lihatlah contoh penggunaan yang baik dan benar:
Penyanyi itu memiliki suara yang seronok dan memikat hati.

Geming

Menurut anda apa yang dimaksud dengan geming? Mungkin anda akan mengingat pada kata, ‘tak bergeming’ yang berarti tidak bergerak atau diam. Tapi jika anda mengeceknya di KBBI, geming itu sendiri berarti diam. Jadi tak bergeming adalah tidak diam.

Kita vs. Kami

Kadang dalam menggunakan kata ‘kita’ masih banyak yang mengalami kesalahan.
Contohnya:
A: “Kalian mau pergi kemana?”
B: “Kita mau pergi ke town square
Seharusnya si B mengganti kata ‘kita’ dengan ‘kami’, karena penggunaan kata ‘kita’ melibatkan si penanya juga sedangkan si penanya sendiri tidak pergi ke town square.

Penyingkatan Salah Kaprah

Ada banyak contoh kesalahan dalam menyingkat suatu nama badan atau lembaga seperti nama bank, komunitas, dan sebagainya.
Contoh:
Perseja Jakarta.
Bank BNI/BRI/BTN, dan sebagainya.
Penyingkatan di atas salah karena pada kata ‘Perseja’ sendiri sudah terdapat kata ‘Jakarta’, jadi sebenarnya tidak perlu ditambahkan kata ‘Jakarta’ lagi di akhir karena nanti jadinya, “Persatuan Sepakbola Jakarta Jakarta.”

Menunggu Hujan

Penggunaan kalimat ini juga salah. Jika konteksnya seseorang kehujanan kemudian dia menepi, dia tidak perlu mengatakan “Nunggu hujan dulu ah”, karena untuk apa hujan ditunggu. Yang seharusnya ditunggu adalah hujan reda. Jadi penggunaan kalimat yang tepat adalah, “Menunggu hujan reda.”

Jam

Ketika ingin mengetahui arah jarum jam, kita sering bertanya, “Sekarang jam berapa?”
Tahukah anda jika pertanyaan itu sebenarnya salah. Pertanyaan yang benar adalah,  “Sekarang pukul berapa?”

Air Mancur vs. Air Mancar

Berdasarkan KBBI, pancur adalah air yang mengalir kebawah, atau yang sering kita lihat pada air keran. Sedangkan pancar adalah air yang menyebar dan memancar, sehingga penggunaan istilah yang benar untuk mengatakan air yang memancar di tengah kolam adalah ‘air mancar’, bukan air mancur.

Berat vs. Massa

Kadang kita menjumpai orang berbelanja di warung sambil berkata, “Beli telur beratnya 1 kg saja”. Penggunaan kalimat tersebut sejatinya memiliki kesalahan. Jika ingin menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, orang itu harusnya mengganti kata ‘berat’ dengan kata ‘massa’ karena satuan internasional untuk berat ialah newton, jadi itu tidak benar. Tapi bukan menjadi masalah mengingat penggunaan kata ‘berat’ sudah membudaya dan disepakati secara masal oleh masyarakat Indonesia.

Tukang Sampah

Memang sudah benar penggunaan kata ‘tukang sampah’ untuk menyebut orang yang membersihkan sampah di jalanan jika merujuk pada KBBI. Tapi, menurut kami pribadi, penggunaan istilah ini rasanya kurang afdal. Seharusnya kita menyebutnya sebagai ‘petugas kebersihan’ agar lebih positif dalam konotasi penyebutannya ketimbang ‘tukang sampah’.

Rumah Sakit

Dalam KBBI dijelaskan bahwa rumah sakit adalah gedung untuk merawat orang sakit. Menurut situs ujungkelingking, penggunaan istilah ini sebenarnya kurang tepat karena seakan-akan tidak ada orientasi positif pada objek gedung dan seisinya. Akan lebih baik jika dahulu namanya dipatenkan sebagai ‘rumah sehat’.

Obat Nyamuk

Istilah ini malah berbanding terbalik dengan istilah ‘rumah sakit’. Obat itu biasanya berhubungan dengan kesembuhan. Sedangkan disini penggunaan istilah obat nyamuk bersifat membunuh nyamuk, bukan mengobati nyamuk. Jadi secara pribadi ada yang aneh dalam penggunaan istilah ini.

Duduk Sebangku

Duduk sebangku biasa diartikan sebagai duduk berdampingan satu sama lain. Tapi istilah ini kurang tepat. Duduk sebangku secara logika yaitu dua orang atau lebih duduk dalam satu bangku yang sama. Jika yang dimaksud bangku disini adalah bangku taman mungkin logis juga, karena bangkunya panjang. Tapi, bagaimana jika bangku sekolah yang bangkunya terpisah? Apakah dua orang duduk berpangkuan? Nah, disinilah letak kesalahan istilah tersebut.

Air Putih

Air putih disini maksudnya adalah air bening atau air mineral. Tapi mau bagaimana lagi, toh masyarakat sudah terbiasa menyebut air mineral sebagai air putih, jadi tidak masalah selama kau dan aku paham artinya.

Itulah beberapa istilah yang salah kaprah. Bagaimana menurut anda? Apakah merema memang salah kaprah secara pemaknaan, logika, dan filologis (tata bahasa)? Sebenarnya masih ada banyak sekali istilah yang salah kaprah dalam Bahasa Indonesia. Tapi dengan kesalahkaprahan tersebut, tidak menghambat para pengguna bahasa dalam melakukan percakapan dengan baik, selama si A dan si B paham satu sama lain maka tidak masalah.

Referensi:

[1] Nyunyu.com - Bahasa Salah Kaprah
[4] Kaskus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar